Sabtu, 30 Januari 2010

Petualangan nan Tak Terlupakan ( Jakarta-Malang-Batu-Bromo-Surabaya-Jakarta)





Bagian Pertama ( The Trip)

Pada hari Minggu kuturut Belle ke Malang..

Naik kereta ekonomi ku duduk di belakang

Ku duduk depan si Bele yang lagi pacaran

Bersama Anis, Ilham dan juga Danar..

Hey..tut tut tut tut tut tut tut tut tut

tut tut tut tut tut tut tut tut tut

suara kereta api..

lirik oleh Ira dan Oma~ dinyanyikan dengan nada lagu Pada hari Minggu


Perjalanan ini yang sudah dirancang jauh jauh hari namun memiliki banyak kendala dari rute perjalanan, orang yang kira kira ikut ataupun financial. Namun pada akhirnya kami bertujuh bersiap untuk memulai petualangan. Tujuh orang yang sangat pemberani itu adalah saya Nurul Anisa Putri, Isabella Anjani, Ira Destiana, Rima Rahayu, Ilham fauzi dan Danar Anindito. Berangkat dari Stasiun Senen dengan keberangkatan jam 2 siang. Secara mendadak si Danar datang dan lupa membawa atm. Sungguh tragis tapi nyata. Lalu petualangan dimulai. Dengan penggunaan kereta Matarmaja (Malang-Blitar-Madiun-Jakarta) seperti kisah para petualang dalam buku 5 cm. Suasana kereta ekonomi sebenernya tidak terlalu seram dibandingkan dengan kereta bisnis. Yang membedakan cuma tempat duduk yang bisa diputar. Sedangkan ekonomi tidak. Para penumpang kereta ekonomi memang dari berbagai kelas dan banyaknya mungkin dari kelas bawah dan memang lebih sering berhenti di stasiun namun tidak semua stasiun kok.

Hawa-hawanya sih memang agak seram melihat para penumpang agak aneh melihat kita yang mungkin mereka pikir tak pernah naik kereta. Banyak yang kayak preman dengan alunan bahasa jawa yang kental. Yang sungguh saya tak pernah mengerti maksud dari pembicaraan mereka. Untunglah ada ahli sulih bahasa jowo yaitu maba. Hahaha. Kereta melaju seperti biasa menembus sawah yang luas dipandang mata, langit cerah, rumah rumah membuat mata ini termanjakan dari rutinitas hidup yang ada. Para pedagang asongan menjajakan jualannya seperti biasa. Waktu terus bergulir lambat melihat fenomena yang jarang saya temui. Melihat lingkungan dan kehidupan baru dari sudut pandang yang berbeda.

Untuk menghabiskan waktu kami bermain kartu. Permainan yang dimainkan adalah main babi. Dan yang selalu kalah maka akan menjadi maha babi. Lalu juga kami bermain maling diman polisi akan menebak siapa malingnya. Sumpah kocak gila..seru banget sampai orang orang merhatiin kita. Mungkin lebih tepatnya kebanyakan teriak..”babi..ih lo babi…” malam semakin larut. Beberapa kota di jawa tenagh terlalui. Syukur deh tapi kami pun mengalami kejadian ini. Ternyata bukan pengamen saja yang berkeliaran. Dan kita harus banyak menyiapkan uang receh. Tiba-tiba ada bencong alias banci dua biji. Yang satu pake kerudung yang satu rambutnya panjang. Udah gitu malem pula coba..dan mengamen sambil merayu para lelaki dan tiba tiba dia mencium bibir penumpang sebelah kami. Dan HIAKKssss..rasanya jijik sekali melihatnya sambil pura pura tertidur. Gelak tawa pun tak terbendung.



Sampai suatu ketika sebelum Stasiun Solo kami diberhentikan karena adanya gossip para Bonek yang sedang ricuh denagn rakyat Solo.Lama sekali menunggu suatu ketidakpastian selam 3 jam. Nasib para penumpang Matarmaja hanya bisa berpasrah pada keputusan masinis dan Allah SWT. Kepasrahan dilakukan dengan tidur tidur ayam alias tidur was-was. Ini pengalaman kami pertama kali naik kereta ekonomi sejauh itu. Sungguh aneh..Akhirnya kereta dijalankan kembali dengan keadaan khawatir. Mungkin situasi aman. Tapi belum berani untuk membuka jendela. Lalu kami lewati stasiun Solo itu dan keadaan hening aman dan damai. Dan pikir kami, wah udah beres kali yah tuh acara balas dendam. Teman saya tiba-tiba mengagetkan sok pura-pura kena lemparan batu. Dan tiba-tiba serangan rakyat Solo meluncur. Batu- batu yang entah sebesar apa dilemperkan kepada kereta. Membuat kaca-kaca terpecah. Suaranya seperti ledakan-ledakan atau suara senjata yang dilemparkan buk..buk..buk..buk…ketika perang. Lalu semua penumpang panik melindungi mereka masing masing dengan bertiarap dan menutupi diri dengan tas. Demi Allah saya dan kawan kawan kaget setengah mati. Jendela untungnya sudah ditutupi sesuatu agar tidak langsung terkena lemparan. Dalam hati kami berzikir agar dimudahkan dan dibuat tenang sambil memikirkan orang tua yang takutnya khawatir dengan keadaan kami. Kaget itu yang saya rasakan, tidak percaya itu yang saya rasa. Semua orang terdiam. Saya merasa seperti di sebuah adegan sebuah film yang menjadi tawanan Al-Qaeda. Beberapa kaca pecah dan untungnya pecahannya tidak melukai penumpang.


Setelah beberapa menit menghirup napas dengan pikiran seolah tidak percaya. Akhirnya kami melewati fase itu. Padahal para Bonek bukan berada pada kereta ekonomi Matarmaja ini. Tapi kena dampaknya. Para makhluk yang tidak berkaitan dalam suatu permasalahan. Para makhluk yang hanya bertujuan ke Malang dan sekitarnya harus menikmati tragedi ini. Alhamdulillah kami diselamatkan oleh Allah. Dan akhirnya berakhir. Pengalaman yang sangat amat berharga yang tidak mungkin saya dapatkan di tempat lain. Terkadang orang yang tidak berhungungan dengan suatu permasalahan harus terkait. Kami maklumi para rakyat Solo melakukan asli balas dendam tapi please jangan ke kereta kami yang mungkin tak ada ada boneknya. Para Bonek juga nih seenaknya menjarah harta orang. Sekecil apapun hartanya, yang namanya dirampas yah sakit hatinya gak bakan berujung. Ini hanya mengakibatkan perang saudara. Hei kita ini sama-sama rakyat Indonesia. Bisa gak sih melakukan hal yang lebih positif. Memang cara pola pikir orang itu berbeda-beda. Dan kecintaan para Bonek terhadap Persebaya menyebabkan semua hal ini. Pantas saja Persepakbolaan Indonesia lambat sekali mengalami kemajuan, moral para supporternya saja seperti itu..Semoga hal ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.

Lega sekali setelah kejadian itu, setidaknya bisa tidur denagn tenang. Gaya tidur sudah tak berbentuk lagi. Udahkagak ada yng namanya jaim jaim dah di kereta ekonomi. Kaki keman tangan kemana. Tapi tetep harus waspada. Pagi akhirnya tersenyum pada hari yang cerah itu. Udara berkabut sejauh mata. Pemandangan pagi hari di kampong sudah terlihat. Fiuhh..rasanya damai aman tentram. Pedagang mulai berjualan lagi. Yang lucu adalah ketika salah satu orang pedagang menjajakan barang dagangannya ; “ Masa lalu masa lalu seribuan seribuan…!!!” what!! Masa lalu hanya dijual seribu..kalau begitu saya juga mau..hahaha. ternyata oh ternyata masa lalu itu adalah sebuah makann dari ubi kering yang diserut lalu diberi gula manis. Pernah dengar istilah kremes. Semacam itulah.. mengapa bisa dinamakan masa lalu?? Yang terpikir dalam benak saya adalah ini mah jajanan waktu sd. Nah, itu dia makanan ini bisa mengingatkan pada masa lalu kita. Strategi pemasaran yang bagusss.


Yap, rasanya makin kesel juga di kereta. Semapt pula kita diceamahi oleh seseorang denagn bahasa yang tidak saya mengeti. Intinya kita harus menghormati dan menghargai orang lain jika kita pergi ke suatu tempat. Kayaknya gara-gara kita pada main babi babian…lalu kita melewati terowongan reowongan yang sangat panjang dan bau nian. Dan akhirnya kami sampai di stasiun Malang. Yeah yeah kami di MALANG!!!!!!!!



Kulayangkan pandangku mealui kaca jendela

Dari tempatku bersandar seiring lantun kereta

Membawaku melintasi tempat-tempat yang indah

Membuat isi hidupku penuh riuh dan berwarna..

Kualunkan rinduku selepas aku kembali pulang..

(Padi ; Perjalanan Ini,2001)


Tidak ada komentar: