Sabtu, 30 Januari 2010

Petualangan nan Tak Terlupakan ( Jakarta-Malang-Batu-Bromo-Surabaya-Jakarta)





Bagian Pertama ( The Trip)

Pada hari Minggu kuturut Belle ke Malang..

Naik kereta ekonomi ku duduk di belakang

Ku duduk depan si Bele yang lagi pacaran

Bersama Anis, Ilham dan juga Danar..

Hey..tut tut tut tut tut tut tut tut tut

tut tut tut tut tut tut tut tut tut

suara kereta api..

lirik oleh Ira dan Oma~ dinyanyikan dengan nada lagu Pada hari Minggu


Perjalanan ini yang sudah dirancang jauh jauh hari namun memiliki banyak kendala dari rute perjalanan, orang yang kira kira ikut ataupun financial. Namun pada akhirnya kami bertujuh bersiap untuk memulai petualangan. Tujuh orang yang sangat pemberani itu adalah saya Nurul Anisa Putri, Isabella Anjani, Ira Destiana, Rima Rahayu, Ilham fauzi dan Danar Anindito. Berangkat dari Stasiun Senen dengan keberangkatan jam 2 siang. Secara mendadak si Danar datang dan lupa membawa atm. Sungguh tragis tapi nyata. Lalu petualangan dimulai. Dengan penggunaan kereta Matarmaja (Malang-Blitar-Madiun-Jakarta) seperti kisah para petualang dalam buku 5 cm. Suasana kereta ekonomi sebenernya tidak terlalu seram dibandingkan dengan kereta bisnis. Yang membedakan cuma tempat duduk yang bisa diputar. Sedangkan ekonomi tidak. Para penumpang kereta ekonomi memang dari berbagai kelas dan banyaknya mungkin dari kelas bawah dan memang lebih sering berhenti di stasiun namun tidak semua stasiun kok.

Hawa-hawanya sih memang agak seram melihat para penumpang agak aneh melihat kita yang mungkin mereka pikir tak pernah naik kereta. Banyak yang kayak preman dengan alunan bahasa jawa yang kental. Yang sungguh saya tak pernah mengerti maksud dari pembicaraan mereka. Untunglah ada ahli sulih bahasa jowo yaitu maba. Hahaha. Kereta melaju seperti biasa menembus sawah yang luas dipandang mata, langit cerah, rumah rumah membuat mata ini termanjakan dari rutinitas hidup yang ada. Para pedagang asongan menjajakan jualannya seperti biasa. Waktu terus bergulir lambat melihat fenomena yang jarang saya temui. Melihat lingkungan dan kehidupan baru dari sudut pandang yang berbeda.

Untuk menghabiskan waktu kami bermain kartu. Permainan yang dimainkan adalah main babi. Dan yang selalu kalah maka akan menjadi maha babi. Lalu juga kami bermain maling diman polisi akan menebak siapa malingnya. Sumpah kocak gila..seru banget sampai orang orang merhatiin kita. Mungkin lebih tepatnya kebanyakan teriak..”babi..ih lo babi…” malam semakin larut. Beberapa kota di jawa tenagh terlalui. Syukur deh tapi kami pun mengalami kejadian ini. Ternyata bukan pengamen saja yang berkeliaran. Dan kita harus banyak menyiapkan uang receh. Tiba-tiba ada bencong alias banci dua biji. Yang satu pake kerudung yang satu rambutnya panjang. Udah gitu malem pula coba..dan mengamen sambil merayu para lelaki dan tiba tiba dia mencium bibir penumpang sebelah kami. Dan HIAKKssss..rasanya jijik sekali melihatnya sambil pura pura tertidur. Gelak tawa pun tak terbendung.



Sampai suatu ketika sebelum Stasiun Solo kami diberhentikan karena adanya gossip para Bonek yang sedang ricuh denagn rakyat Solo.Lama sekali menunggu suatu ketidakpastian selam 3 jam. Nasib para penumpang Matarmaja hanya bisa berpasrah pada keputusan masinis dan Allah SWT. Kepasrahan dilakukan dengan tidur tidur ayam alias tidur was-was. Ini pengalaman kami pertama kali naik kereta ekonomi sejauh itu. Sungguh aneh..Akhirnya kereta dijalankan kembali dengan keadaan khawatir. Mungkin situasi aman. Tapi belum berani untuk membuka jendela. Lalu kami lewati stasiun Solo itu dan keadaan hening aman dan damai. Dan pikir kami, wah udah beres kali yah tuh acara balas dendam. Teman saya tiba-tiba mengagetkan sok pura-pura kena lemparan batu. Dan tiba-tiba serangan rakyat Solo meluncur. Batu- batu yang entah sebesar apa dilemperkan kepada kereta. Membuat kaca-kaca terpecah. Suaranya seperti ledakan-ledakan atau suara senjata yang dilemparkan buk..buk..buk..buk…ketika perang. Lalu semua penumpang panik melindungi mereka masing masing dengan bertiarap dan menutupi diri dengan tas. Demi Allah saya dan kawan kawan kaget setengah mati. Jendela untungnya sudah ditutupi sesuatu agar tidak langsung terkena lemparan. Dalam hati kami berzikir agar dimudahkan dan dibuat tenang sambil memikirkan orang tua yang takutnya khawatir dengan keadaan kami. Kaget itu yang saya rasakan, tidak percaya itu yang saya rasa. Semua orang terdiam. Saya merasa seperti di sebuah adegan sebuah film yang menjadi tawanan Al-Qaeda. Beberapa kaca pecah dan untungnya pecahannya tidak melukai penumpang.


Setelah beberapa menit menghirup napas dengan pikiran seolah tidak percaya. Akhirnya kami melewati fase itu. Padahal para Bonek bukan berada pada kereta ekonomi Matarmaja ini. Tapi kena dampaknya. Para makhluk yang tidak berkaitan dalam suatu permasalahan. Para makhluk yang hanya bertujuan ke Malang dan sekitarnya harus menikmati tragedi ini. Alhamdulillah kami diselamatkan oleh Allah. Dan akhirnya berakhir. Pengalaman yang sangat amat berharga yang tidak mungkin saya dapatkan di tempat lain. Terkadang orang yang tidak berhungungan dengan suatu permasalahan harus terkait. Kami maklumi para rakyat Solo melakukan asli balas dendam tapi please jangan ke kereta kami yang mungkin tak ada ada boneknya. Para Bonek juga nih seenaknya menjarah harta orang. Sekecil apapun hartanya, yang namanya dirampas yah sakit hatinya gak bakan berujung. Ini hanya mengakibatkan perang saudara. Hei kita ini sama-sama rakyat Indonesia. Bisa gak sih melakukan hal yang lebih positif. Memang cara pola pikir orang itu berbeda-beda. Dan kecintaan para Bonek terhadap Persebaya menyebabkan semua hal ini. Pantas saja Persepakbolaan Indonesia lambat sekali mengalami kemajuan, moral para supporternya saja seperti itu..Semoga hal ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.

Lega sekali setelah kejadian itu, setidaknya bisa tidur denagn tenang. Gaya tidur sudah tak berbentuk lagi. Udahkagak ada yng namanya jaim jaim dah di kereta ekonomi. Kaki keman tangan kemana. Tapi tetep harus waspada. Pagi akhirnya tersenyum pada hari yang cerah itu. Udara berkabut sejauh mata. Pemandangan pagi hari di kampong sudah terlihat. Fiuhh..rasanya damai aman tentram. Pedagang mulai berjualan lagi. Yang lucu adalah ketika salah satu orang pedagang menjajakan barang dagangannya ; “ Masa lalu masa lalu seribuan seribuan…!!!” what!! Masa lalu hanya dijual seribu..kalau begitu saya juga mau..hahaha. ternyata oh ternyata masa lalu itu adalah sebuah makann dari ubi kering yang diserut lalu diberi gula manis. Pernah dengar istilah kremes. Semacam itulah.. mengapa bisa dinamakan masa lalu?? Yang terpikir dalam benak saya adalah ini mah jajanan waktu sd. Nah, itu dia makanan ini bisa mengingatkan pada masa lalu kita. Strategi pemasaran yang bagusss.


Yap, rasanya makin kesel juga di kereta. Semapt pula kita diceamahi oleh seseorang denagn bahasa yang tidak saya mengeti. Intinya kita harus menghormati dan menghargai orang lain jika kita pergi ke suatu tempat. Kayaknya gara-gara kita pada main babi babian…lalu kita melewati terowongan reowongan yang sangat panjang dan bau nian. Dan akhirnya kami sampai di stasiun Malang. Yeah yeah kami di MALANG!!!!!!!!



Kulayangkan pandangku mealui kaca jendela

Dari tempatku bersandar seiring lantun kereta

Membawaku melintasi tempat-tempat yang indah

Membuat isi hidupku penuh riuh dan berwarna..

Kualunkan rinduku selepas aku kembali pulang..

(Padi ; Perjalanan Ini,2001)


Perjalanan nan Tak Terlupakan Hari pertama~Malang-Batu


Hal yang pertama kali di benak saya adalah saya jatuh cinta pada kota ini. Kota yang udaranya tidak jauh seperti Bogor. Penataan kota yang rapi, bersih membuat saya kagum. Kalau diibaratkan kota di daerah Jawa Barat adalah perpaduan Kta Bandung dan Sukabumi. Sering kita melihat taman bunga tengah kota. Jarang sekali terlihat sampah. Rumah rumah berjajar dengan pagar pendek. Yap, dibawa sesekali memutar sepertinya mudah menghafalkan jalan disini karena secara tidak sadar kita akan melewati jalan yang itu itu saja.


Sudah lebih dari 24 jam kami belum mandi, beuh rasanya wajah terasa memakai topeng. Sudah 21 jam menahan buang air kecil. Sampailah kita di salahsatu kosan teman SMA, kita panggil Doyot dan berkuliah di Universitas Brawijaya. Setelah itu hanya menumpang mandi dan langsung pergi ke Universitas Brawijaya. Bangunan Universitas Unibraw ini hampir sama seperti kita melihat UI. Terdapat jalan besar yang menghubungkan antar fakultas. Yah bedanya tidak ada bikun yang melewati mungkin dilakukan dengan berjalan kaki atau ojek. Pantas saja teman saya betah kuliah disini. Unibraw ini memiliki 2 pintu utama depan dan belakang. Dari arah depan kita disambut oleh Fakultas Kedokteran seedangkan dari pintu utama belakang kita dihadapkan dengan Fakultas Teknik yang lagi lagi dekat Fakultas Ekonomi.





Sayang sekali hujan turun, kita tidak bisa berlama-lama di Unibraw. Cukup tahu saja. Perut sudah keroncongan belum makan dari pagi. Akhirnya kita makan siang disebuah tempat bernama Inggil. Kita mendapatkan rekomendasi dari sebuah majalah. rekomendasi dengan harga standar. Oh iya, kami menyewa sebuah mobil untuk membawa kami berkeliling Malang dan Bromo. Perkenalkan sopir kami, bapak Jimmy yang baik hati berpengalaman dan cekatan serta tahu tempat tempat makan murah yang oke punya.. tiba di depan rumah makan Inggil hati kami jadi ragu dan ciut. Nih restoran kayaknya mahal gila..dari depan aja udah mewah dengan berbagai ukiran dan berseni tinggi. Wah, kita ragu yang ada pulang pulang nyuci piring. Hahahaha. Namun, Pak Jimmy menenangkan bahwa harganya memang standar. Konsep restoran ini unik sekali. Banyak sekali dipajang barang barang seni kuno yang membuat kita betah untuk berfoto ria. Di bagian tengah restoran ada gamelan dan panggung yang biasanya dilakukan acara seni.


Makanan yang disajikan seperti rumah makan sunda seperti biasa. ayam, ikan, lalap sayur dan lain sebagainya. Lampu lampu yang dipakai memberikan kesan romantis pada suasana. Dan ternyata harganya memang standar.palingan jatohnya 15.000 perorang. Menurut kami, restoran ini sangat direkomendasikan!!! Lanjut perjalanan kami menuju Batu. Salahsatu kota yang tadinya bergabung dengan Malang ini seperti daerah Puncak. Perjalananya berkelok kelok dengan suasana dingin. Tujuan selanjutnya adalah BNS (Batu Night Spectacular) sejenis tempat hiburan miniatur Dufan atau versi besar dan modernnya Pasar Malam. Wuihh, udara dan kabut menyelimuti, dan kita siap besenang senang untuk bermain. Kawasan tersebut dikelilingi gunung dan kawasan dataran tinggi. Pengalaman yang sungguh seru. Tempat seru ini dibuka dari jam 3 sore sampai malam hari. Juga disediakan foodcourt serta pasar yang ditata rapi. Cocok banget buat warga Malang yang mau malmingan. Top dah…


Permainan yang disarankan untuk dinaiki adalah sepeda layang yang viewnya langsung ke gunung. Juga ada permainan gokar. Dan yang seru adalah mouse coasters sebuah mini roaller coaster berdua dua dan di pinggir jurang. Dan jika dinaiki malam. Sensasinya seru banget!!!! Yang agak kurang rekomendasi adalah cinema 4D. walau murah namun tidak membuat saya berteriak-teriak tapi kok orang lain pada teriak. Pada lebay deeh..ada juga rumah hantu, terus permainan anak kecil, taman lampion, mini kicir kicir. Biaya masuk weekdays hanya tujuh ribu dan setiap permainan dikenakan biaya kembali sesuai permainan yang kita inginkan. Jadi tidak berlaku sebagi tiket terusan. Harganya berkisar tujuh ribu sampai dua belas ribu. Makin malam makin dingin akhirnya kita lanjut ke tempat lainnya.





Awalnya Pak Jimmy ingin mengajak kita ke air terjun Coban Rondo ( baca : coban rondo) namaun saya membacanya sok gahul dengan Koban Rondo. Padahal coban itu artinya air terjun kalau istilah di daerah kita seperti kata curug. Daerahnya sekitar di Batu namun agak jauh. Tapi kami tak sempat kesana karena suasana dingin dan sudah malam. Akhirnya kami ingin berwisata kuliner denagn makan tahu telor. Tahu telor adalah sejenis ketupat tahu yang diberi telor dadar yang diisi tahu.

Ya, rasanya tidak jauh berbeda denagn itu namun ditaburi seledri. Lumayan enak dan murah. Waktu kami masih banyak di Batu karena kami baru akan ke Bromo pada tengah malam. Yasudah kami menuju kawasan Puncak. Yap daerah ini seperti Puncak daerah Cisarua Bogor dimana jalan sangat berkelok dan para pedagang jagung bakar berjualan di pinggir jurang. Suasana malam yang dingin luar biasa itu memang sangat cocok ditemani dengan jagung bakar dan segelas kopi atau susu.


Kasihan sekali teman saya yang berbehel tak bisa memakan jagung bakar alhasil dia cari roti bakar. Hahahaha. Pemandangan kota Batu yang terdiri dari lampu lampu membuat suasana makin seru dan kita bermain kartu lagi. Selain permainan babi, maling akhirnya kita bermain permainan bohong. Ketahuan deh mana yang suka dan berbakat jadi tukang bohong.hihihihi..dan seperti biasa saya kalah dan tak berbakat jadi tukang bohong…

Sudah merasa bosan dan hampir tengah malam, akhirnya kami memulai perjalanan menuju Kawasan Tengger Bromo. Rasa lelah dan mengantuk mengikuti secara tak tersadar kami tertidur…

Petualangan nan Tak Terlupakan Hari kedua~Kawasan Tengger Bromo






Tengah malam kita berangkat meuju Kawasan Tengger Bromo. Letaknya memang melaui daerah Probolinggo. Kawasan ini dikelilingi daerah Malang, Pasuruan Probolinggo dan Lumajang. Perjalanan dari Malang sekitar 3 jam dengan jalan jalan yang berkelok dan seram. Saya merasa tak sadar karena rasa kantuk itu lebih kuat diabandingkan dengan rasa ingin tahu bagaimana perjalanananya. Sampai disana kita harus mengisi daftar tamu dan kita menuju tempat pertawa yaitu dareah Pananjakan untuk melihat sunrise. Saya masih terkantuk kantuk ketika Pak Jimmy bilang kalau kami sudah sampai. Rasanya tidak ingin sekalikeluar mobil karena sudah mengira udara di sini tidak bersahabat.


Mau tak mau akhirnya saya keluar dengan jaket. Namun, innalilahi waktu menunjukan sekitar jam 4 subuh dan udara sangat dingin sekali. Rasanaya baju yang dipakai seperti sehelai es yang melindungi badan. Secara tak sadar bibir kami bergetar tiada henti. Tangan dan kaik ikut juga bergetar sepertiorang berpenyakit treomor. Masya Allah dah, suasana sudah ramai. Orang-orang dari berbagai penjuru bersiap memakai jaket tebal seperti di Gunung es. Walaupun saya sudah memakai berlapis pakaian. Tangan saya tetap bergetar tiada henti. Setiapsaya berbicara udara mulut pun keluar khas film film di korea. Entah bagaimana rasanya jika tak memakai sarung tangan atau lainnya. Sempat dihangatkan dengan the hangat namun tak berguna. Saya menggigil namun keinginan untuk melihat sunrise membuncah buncah.





Sampailah kami di tempat Pananjakan yang mulai ramai oleh orang-orang. Hari masih gelap namun lukisan langit membentang, bintang bintang bertaburan dan orang orang berkeliaran tanpa rasa sabar melihat sunrise. Turis lokal dan luar pun mengelilingi. Mengambil potret hasil ciptaan sang Maha Kuasa. Subhanallah, tempat ini indah banget. Gak pernah seumur gue liat langit yang warnanya seperti ini, garis garis warna lain.tak ada kata-kata yang tepat menggambarkan perasaan kami. Tak lupa juga kami mengabadikan keberadaan kita disini alias pamer. Hahaha. Dari tempat ini kami bisa melihat Gunung Semeru, Gunung Batok dan Gunung Bromo yang mengeluarkan uap dari kawahnya. Ya Allah, selama ini kami hanya bisa melihat dari buku, tayangan televisi dan hari itu kami diizinkan untuk melihatnya secara langsung. Alhamdulillah..


Akhirnya matahari tersenyum dari ufuk timur. Dan kami sangat sangat beruntung karena malam hujan dan pagi menjadi cerah dan terang benderang. Kami bisa melihat sunrise dengan jelas dan terlihat titik hitam di tengahnya. Tak lupa selalu bersyukur apa yang saya nikmati hari itu. Tak lupa kami pun iseng iseng mengobrol dengan turis asing walau bahasa kami lebih mirip bahasa tak jelas.. para pedagang menjajakan bunga edelweiss. Saya baru tahu entuk bunga edelweiss seperti itu. Cuaca masih dingin namun kami juga harus cepat cepat pergi ke kawah Bromo langsung. Tancap gan !!!!

Perjalanan menuju kawah Bromo pun berkelok kelok, tak jarang kita berda diantar 2 jurang. Daerah ini pun dihuni oleh makhluk makhluk penunggu pohon sejenis lutung atau bekantan. Kami melewati tempat tempat terjal yang berbatu serta menurun membuat kami selalu was-was. Namun kelihaian pak Jimmy membuat situasi terkendali. Sudah terlihat dari jauh gurun pasir membentang, perbukitan, Gunung batok dan Puncak Gunung Bromo. Kita benar benar mengelilingi Gunung batok yang tidak boleh didaki ya..karena memang bentuk gunungnya agak sama dengan tangkuban Perahu. Ssampai tiba di pintu depan pendakian Bromo. Berbagai mobil jip dan kuda kuda menghiasi. Kuhirup udara ini.. saya seakan merasa mahal menghirup udara ini.hehe Pemandangan memang menjulang. Kami benar-benar di daerah pegunungan.


Untuk mencapai puncak Bromo dan melihat kaahnya secara langsung ada 2 alternatif yaitu naik kuda dan berjalan kai. Akhirnya kami berjalan kaki untuk merasakan bagaimana suatu perjuangan menaiki Bromo. Perlu diketahui selama itu kita harus mengikuti track berpasir. Jadi Gunung Bromo seperti kumpulan pasir yang dipinggir pinggirnya terdapat lahar yang sudah membeku dari peletusan bertahun tahun lamanya di masa lalu. Ternyata mengikuti jalan kaki memang sangat sangat menantang karean kita harus menghindari kotoran kotoran kuda. Hahaha. Makinlah menantang. Capek juga terasa..sebelum naik kita akan melihat bangunan serupa candi yang mungkin biasanya dilakukan ibadah bagi masyarakat Hindu. Selama perjalanan kesini, di setiap tikungan jalan selalu ada patung bernuansa hindu. Entah berarti apa.

Mungkin ada 1 km kami berjalan ke atas dan tak cukup itu kami harus menaiki tangga sebanyak 250 anak tangga. Wow..nafas masih tersenggal senggal setiap beberapa anak tangga. Fiuh..ayo semangat semangat puncak makin dekat. Dan sampai puncak kita bisa melihat kawah Bromo dan saya rasa seram sekali karena konturnya membuat orang yang takut ketinggian makin takut lagi. Ihh..diatasnya saya merasa sangat sebentar sekali karena asap kawah tercium dan baunya sungguh tidak enak sekali. Sepertinya lebih banyak menghabiskan waktu di tengah jalannya dibandingkan waktu kami ada di Puncak. Momen ini memang momen puncak dari segala puncak melihat kebesaran Allah yang tiada hentinya menguatkan kami dan membuat kami akan selalu bersyukur apa yang terjadi hari ini detik ini.

Petualangan nan Tak Terlupakan Hari ketiga- From Surabaya With Love~geli ya baca judulnya juga


Akhirnya kami kembali ke Malang melewati Purwodadi, makan siang dengan Rawon. Rasanya enak memakan rawon seperti nasi yang diberi kuah kitam dari klewek dan memakai seperti daging empal. Namun sayangnya si Ibu PO Belle mual mual dan muntah muntah..jangan jangan hamil loh..( just kidding) hahahaha. Wah bagaimana nih.. tujuan selanjutnya adalah Surabaya oh Surabaya oh Surabaya. Kami naik bis dari Terminal Arjosari malang selama 2 jam an melewati Porong Sidoarjo dan berakhir di terminal dekat Surabaya.

Lalu kami dijemput oleh saudara Belle dan para wanita akan menginap selama dua hari. Sedangkan para pria mengianp di basecamp sf salahsatu tempat temannya Belle. Jaraknya agak jauh memang. Selama beberapa hari kami tidak pernah melihat apa yang namanya kasur. Rasanya seperti surga. Sungguh. Selama ini kami tidur di kereta, bis, maupun mobil. Kalau melihat Surabaya tak ubahnya seperti Jakarta. Kota yang luas penuh penduduk. Namun satu hal yang sangat disayangkan adalah ketika kami menanyakan suatu tempat dengan naik kendaraan umum maka orang Surabaya tidak akan tahu angkot perangkotan karena jalurnya selalu memutar-mutar. Akhirnya mari kita Ngebolang…




Rehat sejenak hari Berikutnya kami memulai perjalanan menuju ITS (Institu teknologi Sepuluh November). Memang ada yang harus dilakukan. Kami juga memiliki beberapa teman di kampus ini. Kampusnya memang besar namun sayang sekali kurang terawat. Sedangkan Universitas Airlangga terdiri dari 3 kampus yaitu kampus A,B dan C. dan kampus lainnya adalah kampus D (Dolly) hahahahaha. Becanda…Di ITS kami berputar putar melihat beberapa jurusan teknik. Sampai akhirnya kami berkunjung pada Teknik Perkapalan karena ada urusan si Maba dengan jurusannya. Kami pun bertanya Tanya tentang bagaimana perbedaan kampus. Dan tiba tiba ada seorang yang berkata sesuatu dan akhirnya menimpali. Perbincangannya seperti ini : @#%$^$^%&^&&*&*$$#$#$#$^()()*&$#^&^%^$#^&&*&*^%#$#%$^%%^%^%%$####$$#%$%^^&^$&*&((*^%#%^*^&$&^$^%*^&%*(&(*)(&&%%$$#%$^%&^&^$%$^%&^%%#%$$%#$#$$^%&^^&*&*&*))_|+|_((&&^$$#@$$^&*&))+_((&%%$^*%^^&*&&%^^&%%$%$%%&(*)(_^$#@!~!@##$%%^&^&**()_+_+|+_(*^%+|_(*&^%$#@@@#$%%^^&*()))~~!##$%$^%^&*&*(()()_)_)_)^%#@@!@@$#$%$^&*&^^%&^&*&*&(&^$@#@!@@#$%&*&$@!#$%*(~!@#$%^&*~!@#$%^&*(!@#$%^


Yah kira kira seperti itu, maaf disensor demi kepentingan masyarakat Indonesia dan nasib beberapa makhluk Tuhan. Akhrnya kami berkenalan, berfoto bersama dan disuguhi minuman. Baik sekali mereka. Padahal kita hanya tamu saja. Rasanya sangat tidak enak sekali rasanya merepotkan mereka. Akhirnya kami ditemani jalan jalan oleh teman bernama Yoga, se SMA dan berkuliah di Teknik Sipil ITS. Dia mengikuti kami jalan jalan di Cakcuk, Delta Plaza, mencoba rasanya Rujak Cingur dan kami akan berkunjung ke tempat ice cream mirip Ragusa benama Zangurdi. Dan kita tejebak hujan di Surabaya. Tak apalah suasana hujan bisa menyembuhkan panasnya Surabaya



Petualangan selanjutnya yaitu Museum Kapal Selam. Biaya perorang adalah 5 ribu rupiah. Kita bisa masuk kedalamnya dan melihat apa yang ada di dalam kapal selam.kami berfoto foto dan sampai akhirnya adik saya si Ilham iseng berfoto agak loncat dan tiba tiba kepalanya menyentuh besi di kapal selam. Saya kaget setengah mati. Adik saya kesakitan sambil jongkok dan tiba-tiba darah mengucur dari kepalanya dan mencapai hidung. Oh my God. Adik saya benar benar celaka. Dengan panik dan khawatir. Dibawalah ke tempat untuk dilakukan darurat pertama. Dan masya Allah saya lemas..luka dikepalanya robek sepanjang 2 cm dan darah terus mengucur. Dan ilham santai santai saja. Yang saya tidak terbiasa dengan darah pun agak seram melihat darah itu. Awalnya adik saya ikut agar bisa menjaga saya. nah, malah saya yang harus menjaga dia . apa yang harus saya pertanggungjawabkan di depan orang tua. Akhirnya kami mencari rumah sakit. Tak terlihat UGD. Yaudah kita berencana ke rumah Sakit Soetomo dekat Unair. Namun tiba-tiba kita juga menemukan UGD 24 jam. Langsunglah saya kesitu.


Alamak, saya sedang liburan dan harus dihiasi tragedi berdarah ini. Dosa apa saya Tuhan..menurut dokternya dia harus dijahit empat jahitan. Gak berani saya melihatnya. Udah deh pusing gue. Yang penting si Ilham sembuh.grrr..beberapa bulan lalu saya yang di UGD. Agak trauma mendengar UGD karena disana tempat orang sakit. Setelah beberapa menit dijahit dan tidak apa-apa. Saya segera menebus obat. Mana belom ngambil duit di ATM lagi. Secara niatnya mau backpackeran. Alhasil jalan jalan hari ini yang harusnya ke Tunjungan Plaza berakhir di UGD 24 jam. Dan yang lebih gak enak lagi ketika gue nebus obat tiba tiba 189.000 buset obat buat luka aja segini.di luar biaya penjahitan sekitar 100 ribu. Tapi gue gak protes cuman liat notanya yang sangat amat tidak mengalami transparasi harganya. Kalau menurut akuntansi bukti tersebut tidak valid dan tak boleh diakui. Dan tanpa tanya jawab si mbak dengan bahasa jawanya yang medok. “ harga obat sekarang mahal..” heiiii gue juga tau harga obat mahal…tapi please ya gue gak nanya apa-apa dan barang yang sudah dibeli tak dapat dikembalikan. Dan si dokter nanya berapa obatnya yah segitu. Dia agak kaget gue menjelaskan harganya. Saya tak mengerti apa yang terjadi. Yah salah dia sendiri ngasih obat yang bukan generik. Lain kali jika saya ke dokter saya akan minta obat generik sebelum menuliskan resepnya. Itu pelajaran penting kawan-kawan.


Yah, malam ini jalan jalan gagal karena hal tersebut. Esoknya tujuan kami adalah Jembatan Suramadu ( Surabaya Madura) yang akhir akhir ini tahun kemarin baru diresmikan. Letaknya memang jauh melewati kawasan Ampel. Panasnya matahari membuat kami tidak dapat bertahan di daerah sana. Hanya sedikit momen yang diabadikan karena lama lama kulit kami mungkin akan rusak.hehehehehe.. selanjutnya tujuan terakhir adalah House Of Sampoerna semacam museum tentang perjalanan PT. Sampoerna mencapai kesuksesan. Didirikan oleh Leem Seeng Tee lalu berkembang sebagai salahsatu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Namun, kali ini mereka sudah diakuisisi oleh Philip Moris di keturunan keempat karena mereka percaya bahwa angka empat itu merupakan angka sial.



Puas melihat lihat bagaiman artistiknya museum yang dikemas dengan sangat rapi dan indah serta gratis ini membawa kita melihat bagaimana suatu usaha dihasilkan. Selain itu juga ada paket naik bis mengelilingi daerah sana secara gratis. Namun kami tak sempat menaikinya karena telat. Di lantai 2 museum kami bisa melihat bagaimana cara pelintingan rokok secara tradisional. Dimana tenaga kerjanya banyak para wanita dan terlihat seperti gerakan cepat. Dalam sehari mereka rata rata melinting 3250 rokok perorangnya. Bisa dibayangkan berapa buah rokok yang dihasilkan tiap bulan dan tahunnya dengan jumlah karyawan yang banyak itu sekitar 2000 an. Musik jawa tradisional mengalun ketika mereka bekerja dipercaya bahwa akan menambah suatu produktivitas yang lebih. Saying sekali kami tidak boleh memotret bagaimana cara kerja mereka namun kami berhasil mencuri gambar. Saya juga melihat ada salahsatu komisaris Sampoerna yaitu bapak Eka Darmajanto Kasih seorang llusan FEUI dan staf pengajar FEUI.


Setelah itu kami makan lontong balap khas Surabaya. Sejenis tahu, lontong yang guyur kuah pedas dan di hari yang panas sangat tidak cocok sekali. Wisata kuliner pun terpenuhi. Petualangan belum berakhir, akhirnya kami ke Tugu Pahlawan sebagai tanda sejarah kota Surabaya. Di pinngirnya ada museum namun sudah tutup. Puas melihat kota Surabaya kami menuju Stasiun Psar Turi untuk pulang menaiki kereta bisnis Gumarang Surabaya-Jakarta. Yap petualangan kami sampai disini saja. Lain kali kami akan berpetualang ke tempat jauh dan lebih seru lagi.


Ucapan Terima Kasih dalam kesuksesan acara petualangan ini :

  1. Allah SWT yang akhirnya mengizinkan saya berpergian kesana dan benar benar melihat indahnya dunia..
  2. Orang tua yang mengizinkan saya pergi kesana kemari bahkan akhirnya mengizinkan Ilham ngikut daripada nemenin orang naracap..walau akhirnya terjadi tradegi dan saya amat merasa bersalah namun kalian tetap percaya ini semua hanya musibah. Proud have parent like you !!!
  3. Ibu Isabella Anjani sebagai ibu PO yang megurus sana sini demi kelancaran perjalanan. Maaf ya gue suka bawel banget :p soalnya gue gak suka ketidakjelasan dan akan selalu menanyakan sesuatu hingga ke detailnya..
  4. Ira Destiana, Rima Oma, Muhamad Arif, Danar Anindito yang sudah membuat liburan kali ini sangat seru sekali dan penuh warna dengan kehadiran kalian. You rock guyz!!! ^^
  5. Rumah tantenya Belle yang menampung kami, juga Dinda dan Ido menemani kami keliling Surabaya. Banyak terima kasih buat kalian.,haha..
  6. Pak Jimmy supir baik hati yang mengantar kita di malang batu dan Sekitarnya. Maaf yah pak..dibawelin mulu sama kita…
  7. Doyot a.k.a Handini anak Teknik Elektro Unibraw yang kita repotin buat numpang mandi..hihihi
  8. Donny anak Teknik Kimia ITS yang bersedia menyediakan tempat tinggalnya untuk Ilham dan Maba. Wah, lu baik baget ya jadi orang…
  9. Yoga anak Teknik Sipil ITS yang kita ajak keliling Surabaya. Maaf ya Yoga membawa lu ikut ikutan ke UGD 24 jam.hehe
  10. dan semua pihak lainnya..ugd lah, pegawai museum kapal selam dan lainnya…’

HATUR NUHUN…..