Jumat, 08 Januari 2010

Kisah seorang Sinar

Ini sebuah kisah nyata. Beberapa hari yang lalu,,Pagi- pagi saya bangun dan kebetulan masih dengan mata mengantuk dan langsung menonton sebuah acara di salahsatu televisi swasta. Dalam acara tersebut dijelaskan mengenai Sinar. Seorang anak perempuan kelas 1 SD. Dia masih mengenakan seragam merah putihnya. Dia tinggal di daerah pedalaman Sulawesi bersama Ibunya yang mengalami kelumpuhan total. Ayahnya pergi meninggalkan mereka untuk menjadi Tenaga Kerja di luar namun tak berujung kembali alias tidak jelas keberadaannya.( mungkin seperti Bang Toyib yang tidak pulang tiga tahun puasa, tiga tahun lebaran). Sinar juga memiliki kakak perempuan yang juga bekerja menjadi TKW agar bisa menghidupi keuangan keluarga.


Sinar bertugas amat mulia. Pengabdian terhadap keluarganya ditunjukkan dengan mengurus ibunya yang lumpuh total serta adiknya yang masih kecil. Kalian tahu kan orang yang lumpuh itu tidak bisa melakukan apa-apa sendirian ? Makan dan buang air di tempat yang sama. Disini rasa hormat Sinar diuji. Sehari-hari ia yang sendiri mengurusi semua keperluan ibunya. Bahkan ia yang memasak untuk keluarganya. Rumahnya yang berbentuk panggung mengharuskan ia memasak di bawah rumahnya dengan kayu bakar. Dengan telatennya ia mempraktekkan bagaimana cara dia memasak, cara dia mengurus ibunya. Masalahnya ia adalah seorang siswi kelas 1 SD. Bahkan waktu saya di umur seperti itu agaknya masih belum mengerti bagaimana hidup ini berjalan.


Seperti umumnya, mungkin karena masih di pedalaman, pergi ke sekolah pun jauhnya minta ampun. Yah, istilahnya harus mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera..* seperti umumya ninja hatori. Sekolah yang layaknya seperti kandang hewan. Mungkin memang masih banyak di bumi pertiwi tercinta ini yang masih demikian karena sulitnya akses. Saya tidak heran karean kenyataannya memang begitu. Dalam acara tersebut ada seorang penyanyi kita sebut saja Charlie ST 12- pembawa tembang Saat Terakhir itu loh- yang tertarik untuk melihat kondisinya Sinar. Wow..dia memberikan hadiah agar membuat hati seorang Sinar bahagia. Charlie membawakan kaos kaki karena selama ini Sinar tidak memakai kaos kaki ke sekolah. Intinya dia dibawakan beberapa hadiah yang bisa menghapus kepiluan seorang Sinar.


Tiba-tiba air mata saya tidak terbendung lagi. Mata yang terkantuk dan penuh air mata sudah tidak bisa dibedakan lagi. Sinar masih bisa tertawa. Dia bahagia melakukan tugasnya yang berat itu. Terlihat sebuah keikhlasan tanpa pamrih muncul di sinar matanya. Orang tuanya sangat beruntung dan tepat memberikan nama sebuah Sinar agar dapat menyinari orang yang disekelilingnya. Surga yang indah buat mereka. Lalu tiba-tiba saya menyadari..


Nama depan saya Nurul yang berasal dari kata Nur artinya cahaya/sinar yang diharapkan bisa menyinari orang disekelilingnya. Pantas saja saya-agak-kurang-suka dipanggil dengan nama depan saya karena terlalu berat jika diartikan dan mungkin kurang sesuai dengan apa yang telah saya lakukan untuk orang lain. Semoga saya bisa menyinari kehidupan dengan cara saya sendiri. Terima kasih telah membuka mata hati saya lebih dalam lagi..Sinar..

Tidak ada komentar: