Minggu, 15 November 2009

Bioskop Kenangan

Mungkin bagi sebagian orang tempat yang menjadi bioskop kenangan adalah tempat dimana mereka menonton dan menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Atau bioskop yang super duper keren dan tak terlupakan. Namun, berbeda dengan bioskop kenangan versi saya. Bioskop ini tidak memiliki apa yang orang orang inginkan entah dari segi fasilitas ataupun film film yang berbeda tetapi meninggalkan kesan tersendiri untuk hidup saya.

Kurang lebih tiga tahun lalu saya terakhir ketempat ini tan tiba-tiba hari ini tergerak untuk datang dan menonton. Sekilas saya perhatikan tidak ada yang berubah sedikitpun secara visual. Letak bioskop yang dipinggir jalan raya tajur ini agak berdekatan dengan kawasan Terminal Tas. Mungkin hanya orang Bogor saja yang tahu persis letak bioskop ini. Sebelum masuk ke bioskop biasa dihadirkan dengan lukisan film yang kira-kira tayang hari ini dan akan datang ( coming soon ). Film film yang ditayangkan memang sudah agak lambat dibandingkan dengan bioskop seperti 21 ataupun Blitz.

Ketika saya masuk dan menuju lobi depannya sama sekali tidak berubah.. Tempat duduk yang melingkar berwarna biru tua, jumlah studio yang terdiri dari lima saja. Diujung kanan tempat pembelian popcorn. Diujung sebelah kirinya toilet dimana sering kebelet dan antriannya yang luar biasa.tidak terlihat seperti toilet bioskop lain yang terbuat dari marmer dengan pencahayaan yang luar biasa dan bikin saya ingin berfoto di toilet.Ngerti kan maksudnya?? Dan ketika saya membeli tiket pun masih dengan cara manual yaitu dengan mencoret kertas dengan print out denah tempat duduk. Tidak ada yang berubah sama sekali. Saya sempat heran. Tidak ada yang dilakukan untuk mengembangkan bioskop kecil ini. Ekspansi untuk menaikan jumlah penonton sepertinya tidak dipedulikan seperti bioskop 21 dan Blitz yang sudah memakai system dengan teknologi yang canggih bahkan dengan pembelian tiket online. Dan bioskop ini masih saja berdiri ditengah persaingan industri yang semakin sengit

Hari itu tepatnya hari Minggu, dimana biasanya harga tiket yang termahal dibioskop. Menonton bersama keluarga ceritanya…Dan saya sempat kaget bahwa tiketnya seharga Rp 10.000 saja. Wow !!! bahkan lebih murah dari harga tiket beberapa tahun lalu ketika saya kesini. Keadaan cukup ramai oleh muda mudi yang sedang ber weekend ria atau sekedar pacaran. Sebelumnya malah saya mengira jika bioskop ini akan benar benar sepi. Ternyata dan terkadang ada sesuatu yang memiliki penggemar tersendiri. Asumsi saya sebelum saya datang memang salah.

Dan tiba-tiba saya teringat apa yang terjadi dengan saya dan bioskop ini bertahun tahun sebelumnya. Yang sangat jelas dalam ingatan adalah ini adalah bioskop pertama yang saya pernah datangi. Kira-kira kelas satu SD dan film pertama yang saya tonton adalah Power Ranger. Jujur saya belum sangat mengerti. Yang jelas saya hanya sibuk makan di dalam bioskop dan tiba-tiba film berakhir. Memang konyol rasanya. Terkadang saya geli sendiri mengingatnya menonton bersama sanak saudara dan tidak tahu apa yang ditonton sama sekali. Disini juga tempat menonton film petualangan Sherina. Disini saya mulai mengerti tentang film dan saat itu awal kebangkitan film Indonesia. Ini yang membuat menarik, mulai jaman SMP dan SMA masih menghabiskan menonton disini. Mengantri film remaja yang hebohnya bukan main ketika jamannya. Bahkan harus datang berjam-jam sebelumnya demi menonton bahkan harus berjibaku dan sikut sikutan dengan pengantri yang lain. Masih berseragam sekolah dengan duit pas-pasan serta serunya meng-gap teman yang kebetulan sedang pacaran. Hal yang konyol dan lucu jika diingat. Pulang ke rumah dengan alasan baru nonton, terkadang waktu itu entah memang suka film atau hanya ikut-ikutan supaya terkesan gaul atau gmana. Yang jelas walaupun antri sepanjang apapun diladenin buat nonton.hahahahahaaaaaaaaaa,,

Saya pernah mendengar kalau pemilik bioskop ini seorang pria berwajah oriental. Mungkin umurnya sudah diatas 50 tahun. Dan pada hari itu saya datang dan akan memasuki studio filmnya. Keluarlah seorang pria dengan ciri ciri hampir sama dengan apa yang teman saya katakan. Bertinggi biasa, berwajah oriental, rambut botak dan berpakaian rapi. Dan saya bisa menebak pasti dialah orangnya. Perhatiannya tertuju pada mengawasi para penonton dan mengecek operasional mungkin. Dan dari wajahnya terlihat inilah usaha yang telah dirintis sejak dulu kala dan dia sangat bangga telah memiliki usaha yang sudah menyita waktunya ini. Rasanya ada rasa salut yang saya rasakan pada beliau.

Lalu saya pun mulai masuk ke dalam bioskop tersebut. Kursinya memang sudah agak aneh, tapi tetap nyaman. Audionya memang kurang bagus tapi masih jelas terdengar..dan satu yang menjadi perhatian saya..pencahayaan yang sangat terasa kurang. Gelap sekali rasanya menonton berbeda dengan 21 atau blitz yang masih bisa mengajak ngobrol teman sebelah. Merebut makanan dari orang disebelah saya saja rasanya susah sekali. Dan tiba-tiba terpikir. Mungkin ini yang menjadi andalan dari bioskop ini sehingga masih menarik perhatian pengunjung. Untuk para muda mudi yang sedang –in-the-hoy mungkin ini yang diharapkan.ckckckck..pikiran saya sedikit agak jahat tapi bisa dijadikan sebuah fakta.huahahahahaa….ya you knowlah apa yang terjadi ketika gelap..

Saya coba nikmati saja apa yang saya bayar sebesar 10 ribu rupiah dan tidak berharap macam-macam.hehehehe..Saya memang suka menonton tapi bukan tipe orang yang update dan freak sekali terhadap film.hanya sedikit tahu ataupun agak sok tahu.hehehehehe.bukan tipe yang sampai tergila-gila dan menomersatukan film diatas segalanya.*lebay.. Ada genre-genre yang saya tidak suka juga seperti horror dan thriller. Karena dalam kamus saya, film yang bagus adalah film yang bisa menyenangkan hati saya dan membuat saya belajar tentang sesuatu bahkan tentang pikiran orang lain.apalagi kalau tampang aktornya okey! Makin mantaph! Dan film bisa membawa saya melupakan sejenak apa yang terjadi dengan realita dan berusaha memahami pikiran orang lain. Dan bioskop yang sudah tua ini bahkan konon ketika mama saya muda, tempat nontonnya pun disini. Yang jelas tempat ini memiliki hal yang berbeda.

Saya pun tidak tahu kapan lagi saya akan ketempat itu.
Saya pun tidak tahu apakah bertahun tahun kedepan nasib bioskop ini masih ada dengan ciri khasnya dan tanpa proses pengembangan yang lebih lanjut.
Terkadang hal yang membekas itu tidak bagus,tapi bermakna.

Tidak ada komentar: