Senin, 27 April 2009

Jika kamu menjadi anggota KPPS

Jika kamu Menjadi Petugas KPPS

Pesta demokrasi lima tahunan telah dimulai. Semua masyarakat Indonesia menyambut hal ini dengan berbagai respon. Ada yang heboh menempel-nempel poster caleg, heboh berkampanye di desa-desa untuk menarik suara-suara, ada juga yang pusing mau nyontreng siapa soalnya gak ada yang dikenal sama sekali bahkan tidak tahu bagaimana kompetensi si caleg tersebut, juga ada yang melancarkan agresi serangan fajar di pagi hari serta ibu-ibu yang sabar menanti serangan fajar tersebut. Berbeda nasib dengan saya, jam 6 pagi harus bersiap-siap di TPS untuk mempersiapkan semuanya demi mensukseskan PEMILU 2009.

Tadi malam saya baru tiba di rumah jam 10 malam akibat kereta AC Ekonomi yang sangat sangat penuh ( Sumpah,saya tidak lebay..) sampai pintu kereta tersebut tidak bisa ditutup. Saya terjepit diantara kerumunan orang, dan berpikir baru kali ini saya menaiki kereta sepenuh ini. it’s the worst train ever!! Bawaan saya memang tidak banyak..tetapi saya membawa oleh-oleh yang sangat penting untuk diberikan kepada keluarga tercinta. Jikalau tidak ingat besok adalah PEMILU 2009 dan saya sudah mengiyakan tawaran menjadi anggota KPPS serta janji memberikan oleh kepada keluarga,,pasti hari itu saya sedang bersantai tidur di kosan. Ketika menaiki kereta tersebut, saya berpikir seantusias inikah masyarakat untuk mengikuti kegiatan contreng mencontreng di kampung masing-masing atau hanya menikmati liburan akhir pekan yang lama ini.

Jadi, saya merasa kurang tidur. Saya adalah tipe orang tidur dengan durasi lama ( maksudnya sih kebo banget,hahaha)..dengan rapi saya datang dengan setelan batik dan mulai bersalaman dengan para bapak –bapak serta satu teteh (baca : kakak perempuan). Lalu datanglah si ketua KPPS dan kita memulai perhitungan kertas suara yang dialokasikan untuk TPS kita. Ini bukan hal yang aneh buat saya karena ini kali ketiga saya menjadi anggota TPS yaitu ketika pemilihan bupati kabupaten Bogor. Nah, kerja sekarang akan capek empat kalinya karena melingkup DPRD Kabupaten, Provinsi,DPR dan DPD..Dalam hati kecil saya bergumam kok bisa ya saya menerima tawaran dari anggota KPPS ini..agak menyesal rasanya.

Disaat kita masih menghitung kertas suara yang disediakan ibu ibu bapak-bapak udah pada heboh,pada ngantri..dan saya diinstruksikan untuk menulis keterangan pada surat suara yang berwarna pink dan biru kalau tidak salah dan membagikannya pada pencontreng tersebut sambil tersenyum-senyum. Awalnya hal ini memang mengasyikan tapi ternyata kertas suara ada sekitar 400-an dan dikali dua..oh,,berarti saya harus menulis keterangan pada kertas suara sebanyak 800. oh,,kalau dipikir-pikir banyaakkkk..wow..tapi karena sudah tenggelam dan basah..yaudah mencoba diikhlaskan untuk dikerjakan. Teteh teteh sebelah saya kebagian tugas memanggil pencontreng yang sudah mengumpulkan undangan hak untuk mencontreng.

Karena persiapan kita juga lama,,banyak orang protes karena mereka merasa sudah datang pagi dan lama sekali untuk dipanggil. Bilik suara yang disediakan hanya 4 buah dan karena kita mencontreng 4 kertas suara dengan kertas ukuran jumbo banget-banget dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencontreng. Saya sempat terpikir bagaimana yang dilakukan kakek atau nenek yang tidak mengerti contreng mencontreng…aduuh kok demokrasi bikin susah yah????

Saya merasa beruntung tidak menjadi petugas memanggil pencontreng karena hal itu agak menekan batin. Ada orang yang buru-buru dan minta didahulukan karena ada yang mau kerja. Loh padahal kan ini libur nasional?? Mungkin pekerjaan lembur kali yah..gak ngerti deh..ada juga Ibu-ibu yang lagi gak enak badan minta didahulukan trus kakek-kakek yang tak berdaya menunggu kebagian mencontreng. Bahkan tak segan-segan si Ibu-ibu tersebut protes sambil ngedumel..aduuh…makin pusing,,ada juga tetangga saya yang memanggil nama saya dan meminta anaknya didahulukan karena alasan mau pergi,,loh emang itu urusan saya?jelas bukan..saya hanya mengulum senyum kepadanya. Dalam hati saya “ so what gtu anak lu mau pergi duluan,,yang jelas gw mentingin kepentingan gw sendiri untuk nulisin ni kertas suara ampe beres dulu, lagian juga itu bukan bagian gw untuk manggilin para pencontreng”. Antrian masih panjang..sebenernya saya agak kasihan juga dengan para pencontreng ini untuk memberikan hak suaranya harus menunggu lama.

Tiba-tiba pak RW memasukkan 2 bilik suara tambahan agar antrian bisa diatasi. Dan membuat orang-orang lebih cepat dipanggil untuk mencontreng. Nah,giliran saya yang mati kutu karena harus meningkatkan speed yang tinggi untuk menulis kertas suara agar ketika si pencontreng dipanggil dia tetap mendapatkan kertas suara yang diberi keterangan dan tanda tangan si ketua KPPS . kalau tidak begitu, kertas suara akan tidak sah. Rasanya tangan itu sudah bengkok, tulisan sudah tidak jelas terbaca, dan aduh pegel banget.

Setelah semua pencontreng memilih,akhirnya tibalah panitia yang memberikan hak suara. Dan ketika saya di bilik suara..saya bergumam “Wow,ni kertas gede banget,,buset,,,gak bikin global warming neh,dan kayaknya ni kertas bisa dihemat deh..tapi kok kayak bgini..” dan ketika saya lihat caleg calegnya “anjrit gak ada yang gw kenal..aduh,,harus milih apa neh??” akhirnya saya hanya memilih partai..daripada salah pilih orang mendingan suaranya jatuh ke partai. Setelah selesai mencontreng, melipat kertasnya seperti semula dan memasukkannya pada kotak suara lama juga yah tadi mikirnya. Tapi yasudalah..

Dan saya benar-benar lapar..rasanya sudah ingin pingsan. Lalu dengan lahapnya saya makan bahkan kalap banget.dan merasa mengapa waktu sangat lama berputar. Rasanya ingin cepat-cepat berada di rumah dan tidur. Honestly, I need it !!! akhirnya iseng-iseng saya mengirim sms kepada teman-teman terhadap kegilaan pemilu tahun ini. dan apa balasannya banyak sekali orang yang menertawakan saya,,uhh..makin kesal..walaupun mereka memang bercanda. Ada yang menanggapi dengan semangat, datar, bahkan tidak nyambung dengan perkataan saya. Saya memang melakukan hal ini juga demi uang. Melakukan hal ini demi uang memang menyenangkan. Rasanya ada kebanggaan tersendiri. Tapi yang ada dalam bayangan saya akan bekerja mungkin nanti sampai malam untuk melakukan perhitungan dan menulis berita acara yang sangaaatttt banyak.

Memikirkannya saja saya sudah bingung,setelah istirahat sebentar dihitunglah pencontreng yang datang dan ternyata ada 362 (gila,,,saya sampai hafal!!!) dikali 4 berarti kertas yang harus dibuka dihitung ada 1448 kertas..wow..bisa gila..bisa gila..
Perhitungan dimulai..padahal hari masih siang menjelang sore dan baru menhitung dprd kabupaten. Banyak kesalahan terjadi disana-sini. Aduh,,ketika itu rasnya badan sudah retak. Tak mampu berkata-kata lagi. Badan terkulai lemas tak berdaya. Tapi,,saya sadar komitmen is number 1.

Detik berganti detik, menit berganti menit, jam pun mulai berganti ke waktu malam,,dan saya masih di KPPS. Tugas baru pun dimulai,,mengisi form berita acara yang banyaknya wow..wow..wow…..oh,no,,no,,no,,,,penegn minum kopi,,tapi adanya kopi yang biasanya bapak-bapak minum n pait abiss,,,nah, akhirnya kopi yang mendingan ada juga mirip mocchacino gtu. Mata pun mulai terbuka. Ayo..selesaikan semuanya. Saya pun mulai melakukannya. Tak terasa sudah jam 9 malam lagi. Tiba-tiba adik lelakiku datang menemani di malam yang menurut ku paling capek..nah, yaudah supaya pekerjaan cepat selesai saya menyuruh si adik membantu pekerjaan, rasanya makin mudah,, waktu itu saya tersadar kalau adik saya sangat menyayangi saya..uhmm,,dibalik mukanyanya yang dodolipet..ternyata rasa kedewasaan timbul di wajahnya. Entah mengapa saat itu saya terharu,,rasanya hati ini tersentuh melihat keikhlasan adik yang menemani saya.

Ketika melihat anggota KPPS yang lain yang masih dengan loyalitas tingginya saya pun merasa kecil. Merasa kalau saya terlalu cengeng dan terlalu sering mengeluh. Kebetulan ketua KPPS adalah seorang guru. Berliau berbicara dengan bijak. Hal seperti ini merupakan pengabdian. Kalau kamu jadi guru kamu akan terbiasa melakukan semua hal ini dengan baik. Dari kata-katanya aku terenyuh..saya terlalu perhitungan terhadap material dan tidak menyadari adanya pengabdian dan keikhlasan. Saya pun akhirnya diam dan tetap melaksanakan tugas. Setelah hampir jam setengah 1 malam..saya pun minta izin karena semuanya sudah beres. Saya tidak bisa lagi menahan kantuk. Walaupun dengan muka setengah manyun akhirnya asaya pulang..hampir 19 jam saya menghabiskan waktu saya di KPPS.

Ternyata pengabdian itu membutuhkan keikhlasan dan akhirnya akan mengingatkan kita bahwa kita memang harus banyak belajar.dari hal sekecil apapun di dunia ini. saya sangat bersyukur untuk bisa belajar lebih sabar, lebih baik dan lebih dewasa. Demi Indonesia yang lebih baik!!! Saya bukan tipe orang dan mahasiswa yang suka berdemo,menulis tulisan untuk Indonesia. Tapi dari menjadi anggota KPPS, setidaknya saya memberikan sesuatu bahkan sebenarnya orang tidak tahu untuk Indonesia. Dan saya bangga menjadi orang Indonesia!!!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gilee makin cadas aja kau nez... ckckckc..